Meningitis, radang selaput
otak yang
membahayakan
Oleh
dr. Muhamad Yunus, SpBS. (dokter bedah saraf BLUD RS Menggala)
Baru-baru ini
kita dikejutkan oleh kematian presenter kondang dalam usia muda. Diduga
meningitis menjadi penyebab kematian almarhum. Selama ini kita mendengar kabar
sakitnya, tetapi tidak mengetahui dengan pasti sebab sakit tersebut, sampai
akhirnya dikabarkan meningitis yang akhirnya merenggut nyawa almarhum.
Mengenal
meningitis
Dari asal
bahasanya meningitis berasal dari kata meningen dan itis. Meningen berarti
selaput otak, sedangkan itis berarti peradangan. Dengan demikian meningitis
dapat dipahami sebagai peradangan selaput otak. Peradangan sendiri sebenarnya
adalah upaya pertahanan tubuh untuk menyingkirkan berbagai gangguan pada tubuh
serta mengembalikan tubuh ke dalam fungsi normalnya. Peradangan dapat terjadi
akibat infeksi, cedera atau trauma, dan hal lain yang masih belum diketahui
sebanya.
Selaput otak
sendiri terdiri atas 3 lapisan, masalah utama pada meningitis sebenarnya bukan
terletak pada lapisan otak itu sendiri. Dibawah lapisan otak kedua yang disebut
lapisan araknoid, mengalir cairan otak yang banyak berperan penting dalam
menunjang kinerja otak. Dalam dunia medis cairan otak ini dikenal sebagai Liquor
Cerebero Spinal (LCS). LCS ini penting untuk memberi makan sel-sel otak,
membersihkan otak dari sisa buangan otak, melawan infeksi, serta fungsi
lainnya. Didalam, otak sendiri didapatkan kurang lebih 150 cc cairan otak yang
terus bersirkulasi sepanjang hari tanpa kita sadari.
Cairan otak
terus diproduksi dan diserap sehingga kebersihannya terjamin. Dengan cara
bersirkulasi cairan otak ini bertujuan
untuk menjaga otak agar berfungsi optimal dapat tercapai. Produksi cairan otak
ini pada manusia dewasa mencapai 500 cc dan terus bersirkulasi sehingga
akhirnya masuk ke sistem peredaran darah.
Di dalam
cairan otak terdapat anyaman pembuluh darah otak yang menunjang kinerja otak.
Keberadaan cairan otak ini mengamankan
pembuluh darah dari cedera akibat benturan pada otak.
Infeksi
cairan otak menimbulkan lingkaran setan yang memperburuk kondisi penderitanya
Infeksi pada
sistem cairan otak akan mempengaruhi juga kinerja otak secara keseluruhan. Jika
infeksi awalnya mengenai sistem cairan otak ini maka akan terjadi reaksi
berantai jika sistem pertahanan tubuh gagal untuk mengatasi infeksi tersebut.
Pertama,
peradangan/infeksi cairan otak akan menyebabkan terjadinya peradangan pada
pembuluh darah yang melayang dalam cairan otak. Peradangan ini menyebabkan
pembuluh darah yang pada awalnya lentur membesar dan mengkerut agar darah
didalamnya lancar mengalir menjadi kaku, sehingga aliran darah akan terganggu.
Akibatnya otak menjadi miskin suplai darah. Kinerja otak pun akan menurun.
Kedua, cairan
otak ini pun akan bersinggungan dengan otak. Perdangan pada cairan otak akan
menyebabkan penyebaran pada otak itu sendiri, kondisi ini yang disebut
ensefalitis. Kondisi ini pun tentu akan menyebabkan penurunan kinerja otak.
Ketiga,
peradangan/infeksi pada cairan otak ini akan mengganggu aliran cairan otak.
Jika pada kondisi normal cairan otak selalu diproduksi dan diserap, maka pada
meningitis kekentalan cairan otak dapat berubah sehingga alirannya akan
terganggu. Lebih sering terdapat ganggua penyerapan. Gangguan aliran ini yang
menyebabkan penumpukan cairan otak pada rongga otak. Kondisi ini yang disebut
hidrosefalus. Jika pada anak hidroseafalus dikompensasi dengan membesarnya
rongga kepala untuk menyelamatkan otak, tidak demikian halnya pada orang
dewasa. Tulang kepala orang dewasa tidak mungkin lagi membesar, sehingga jika
terjadi penumpukan cairan otak maka otak akan tertekan oleh cairan ini. Tentu
kondisi ini pun akan menyebabkan kinerja otak menurun.
Otak sendiri
memiliki fungsi beragam bagi tubuh manusia. Fungsi paling dasar adalah
mempertahankan hidup yang terdiri atas pengaturan sistem pernapasan, peredaran
darah, sistem sirkulasi dan beragam sistem lain yang berjalan secara otomatis.
Fungsi selanjutnya adalah fungsi kesadaran dan berpikir. Jika kinerja otak
terganggu maka secara langsung fungsi-fungsi tersebut pun akan menurun. Kondisi
kesadaran dapat menurun sampai penderitanya koma. Selanjutnya jika penyakit
terus berkembang berbagai sistem tubuh akan terganggu dan nyawa penderitanya
akan tercancam.
Lalu apa yang
harus dilakukan untuk menangani meningitis ini? Yang pertama adalah mengenali
secara dini diagnosis meningitis. Gejala awal yang dapat mengarahkan ke
meningitis adalah adanya gejala trias yaitu demam, kaku kuduk, serta sakit
kepala yang berat. Kondisi lebih lanjut akan dapat terjadi penurunan kesadaran.
Selanjutnya
perlu pemeriksaan laboratorium yang meliputi pemeriksaan darah serta cairan
otak itu sendiri. Dapat dilakukan analisa mengenai komposisi yang ditemukan
pada pemeriksaan darah dan cairan otak. Komposisi cairan otak menjadi petunjuk
penting untuk penegakan diagnosis meningitis serta menentukan penyebab infeksi
tersebut berasal dari bakteri, virus, jamur, atau penyakit lain seperti TBC.
Pemeriksaan
CT Scan kepala menjadi keharusan untuk
melihat komplikasi lanjutan akibat meningitis ini. Dari pemeriksaan CT
Scan kepala dapat diketahui adanya penumpukan cairan otak (hidrosefalus) serta
komplikasi lain. Jika ditemukan penumpukan cairan maka harus segera diatasi
agar ancaman nyawa dapat diselamatkan. Paling sering dilakukan pintasan agar
cairan otak ini teralirkan dan tidak mendesak otak.
Langkah
selanjutnya adalah pemberian obat-obatan untuk mengatasi meningitis. Obat utama
adalah antibiotik sesuai dengan penyebab meningitis ini. Obat yang lain yang
diberikan adalah untuk mengurangi reaksi peradangan pada penderitanya. Selain itu tim medis akan
memantau kondisi penderitanya dan memberikan obat-obatan yang diperlukan sesuai
dengan keadaan penderitanya.
Pandangan
keliru sering menyebabkan keterlambatan penanganan
Meningitis
sering dikaitkan dengan adanya santet, guna-guna, sehingga masyarakat
penderitanya mencari pengobatan alternatif. Keluhan nyeri kepala dalam waktu
lama dengan penyebab yang belum diketahui sering menjadi alasan masyarakat
untuk mengaitkan dengan santet atau guna-guna. Pendapat lain adalah pengobatan
herbal yang diharapkan dapat menangani meningitis. Hal tersebut dapat
memperlama penderita meningitis untuk mendapatkan penaganan yang tepat sehingga
kondisi meningitis akan bertambah berat. Padahal dalam kondisi tertentu
meningitis termasuk kasus gawat darurat yang memerlukan penanganan segera.
Kunci
penanganan meningitis adalah pengenalan meningitis sedini mungkin. Sistem saraf
(termasuk otak) adalah organ tubuh yang memiliki kemampuan pemulihan yang
lambat, karena itu jika sudah mengalami cedera sulit untuk kembali ke kondisi
awal sebelum cedera. Selain itu penanganan yang baik diharapkan akan memutus
lingkaran setan meningitis sehingga diharapkan kematian dapat dicegah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar